21. Yang ada tinggi rendah itu hanya nilai. Kalau manusia ya sama saja.
22. Manusia apapun posisinya harus belajar bergaul dalam kesejajaran harkat, dalam keadilan dan keseimbangan nilai diantara mereka.
23. Baik orang penindas maupun orang yang tertindas layak kita cintai. Hanya saja, cara kita mencintai harus berbeda. Kaum tertindas kita cintai dengan santunan dan sumbangan perubahan, sedang kaum penindas kita cintai dengan cara menegur atau mendongkelnya.

24. Tidak ada barang yang hilang, paling-paling pindah tempat.
25. Kenapa pengetahuan kalian tidak membuat kalian mengerti?
26. Khilaflah pandangan yang mengatakan bahwa manusia berhak dan mampu menyutradarai dirinya sendiri secara total. Namun lebih khilaf lagi jika dikatakan bahwa manusia, rakyat, lahir ke dunia hanya sekedar untuk menjalani penyutradaraan.
27. Kita dilarang membiarkan kebodohan. Apalagi kebodohan yang sombong.
28. Betapa tersiksanya untuk tidak percaya kepada sesama manusia.
29. Biarlah ia menipu, biarlah ia puas bahwa saya seakan-akan percaya pada tangisnya. Kalau tidak salah, Tuhan sendiri tahu persis bahwa sangat banyak hamba-hamba-Nya menipu-Nya setiap hari. Mengingkari janji untuk patuh kepada-Nya. Tapi apakah dengan itu lantas Tuhan menghentikan terbitnya matahari gara-gara dia jengkel ditipu manusia?
30. Jangan sampai kita mengeksploitasi persahabatan atau kemanusiaan untuk hal-hal yang bersifat professional.